Jumat, 13 November 2015

Bang gojek unik yang nggak tahu jalan

Saya percaya setiap manusia itu punya keunikan masing-masing. Keunikan seseorang kadang bisa diterima orang lain, kadang tidak. Kadang  heran sendiri kok saya bisa merasa paling mudah memahami keunikan orang lain ya. Mungkin ada kaitannya sama hasil psikotest yang menunjukkan tingkat empati saya di atas rata-rata. Saking memahami keunikan orang lain, sampe-sampe kalo menemukan orang yang unik saya cuma speechless. Seperti hari ini, saya diantar bang gojek yang unik sampe sering speechless.


Ceritanya, sepulang kantor, seperti biasa naik gojek dari kantor di kuningan sampai rumah di Graha Raya Bintaro. Nah ketemulah sama di abang ini di lampu merah dekat kantor.

Melihat tampangnya yang cuek, dengan motor RX king tahun jadul, saya tidak merasa ada yang salah dengan abang ini. Tapi setelah memulai percakapan dengannya baru punya feeling yang aneh.

"Mbak yuyun mau ke bintaro kan,"tanya bang gojek
"Iya mas. Tahu bintaro nggak ? Sy biasa lewat gatot subroto, palmerah, ke arah radio dalam, pondok indah trus bintaro. Mas biasa lewat mana?"

"Saya biasa lewat Ciledug, mbak."

Entah kenapa saya terdorong mencecarnya untuk memastikan dia tahu arahnya.

"Tahu mba arah ciledug. dari casablanca,.Palmerah, trus ke arah Ciledug. Tapi ntar kasih tahu aja ya," kata bang gojek.

Wah dalam hati mulai merasa nggak enak, seperti ada yang aneh. Katanya tahu jalan kok minta dikasih tahu arah jalannya. Akhirnya saya memilih menggunakan arah seperti biasa lewat Gatot Subroto.

"Mas kita ke arah Palmerah ya," tanyaku sesampainya di persimpangan fly over menuju DPR.
Motor terus melaju, sampai hampir ke arah Slipi. 

"Mas-mas kiri mas, tahu Palmerah kan. Bukan ke slipi," teriak saya.

"Ooo iya mbak. Kalau sudah sampe palmerah saya tahu arah kok," kata bang gojek.

Entah kenapa intuisi saya nggak percaya kalau dia tahu arah. Akhirnya feeling saya terbukti benar....
Ketika saya pasrah dengan arah motor si bang gojek, ternyata dia sendiri nggak yakin dengan arahnya. Kejadiannya ini di sekitar jalur kereta palmerah.
"Mas ini kemana arahnya. Saya nggak pernah lewat sini."
"Dari sini langsung ke arah pasar , mbak." nggak lama kemudian si abang bilang,"Tapi kita balik aja deh, lewat mana biasanya."

Saya berpikir bagaimana mungkin balik wong satu arah. Dan tanpa di duga dia memutar balik motor dan melawan jalur satu arah itu dan tidak mengacuhkan orang-orang yang melihatnya aneh. Sebelum jalanan satu arah itu dia bikin macet, kuminta dia belok ke arah kampung di sekitar jalur palmerah.

"Bang, harusnya kalau nggak tahu jalan. Bilang aja. biar saya yang ngarahin. Kan enak nggak usah muter-muter begini, tinggal lewat radio dalam, pondok indah, trus ke arah bintaro."

Si abang gojek diam. Tak jua si abang ini mengakui kalau dia tak tahu jalan. Akhirnya saya biarkan dia melajukan motornya entah ke mana. Dan sepanjang jalan, intuisi saya mengatakan dia kebingungan. Tapi saya biarkan saja mengikuti ego si abang gojek. Akhirnya sampailah Cidodol kebayoran lama Jakarta Selatan. Saya nggak terlalu tahu daerah itu. Tapi lega hati ini begitu melihat plang Cipulir, artinya sudah menuju arah yang benar ke tujuan.

Tak tahan juga diam, jadi saya arahkan di mengikuti penunjuk arah yang bertuliskan Ciledug. Ketika semakin ke arah Ciledug, pertanyaan tak terduga dia lontarkan.

"Mbak ini daerah mana sih????"
OMG... speechless. Saya diam mengatur emosi sambil berpikir jadi dari tadi dia menerobos macet, mengikuti plang arah Ciledug dia masih nggak sadar kita kemana ???? hiksss. Rasanya kalau saja punya sayap, lebih baik saya terbang.

Dengan saya sabar saya menjelaskan, "Dari tadi kan kita ikuti plang Ciledug Bang, Jadi ini sudah deket Ciledug. Lihat di kiri abang, itu toko kan ada nama daerahnya. Ini daerah Kreo,"

"Aduh pegel ya mbak, jauh banget," Si Abang Gojek mengeluh. Baru kali ini menemukan Abang gojek yang mengeluh karena kesalahannya sendiri.

Motor pun lanjut dengan kecepatan rendah. Sesampainya di daerah Graha Raya Bintaro, dia kembali mengeluh.

"Mbak, kalau saja kita nggak nyasar, pasti kita cepet sampai ya," kata si Abang.

"Hm... kita nggak nyasar juga sih bang, cuma muter lebih jauh lewat Cipulir," jawabku.

"Tapi lama banget ya, belum nyampe-nyampe," katanya lagi

Akhirnya nggak tahan ngomong juga dengan nada agak tinggi

"Abang coba lihat deh kecepatan motornya." si abang menundukkan kepala mengecek kecepatan motor. "Gimana bisa cepet sampe, kecepatan motornya 40 km per jam, jarak 22 km! Harusnya abang tanya ke customer, mau pelan apa cepet? paling tidak 60 km per jam pasti cepet sampe.Apalagi ini udah malem banget bang," Saya pun nyerocos.

Ampuuun biyunggg si bang gojek nggak sadar kalau dari tadi dia nyetir motornya pelan.

"Hehehe.." dia nyengir. Dia beralibi kalau takut nyetir motor ngebut.

Jreng... jrenggg speechless karena paham setiap manusia itu punya keunikan tersendiri.



Tidak ada komentar: