Rabu, 30 Desember 2015

Tips memasak : Tumis Pare Ikan Asin

Sejak kapan ya saya hobi memasak :-) Saya ingat sekali, suatu hari asisten rumah tangga (ART) yang biasa membantu memasak, berhenti bekerja di tempat saya. Kejadian ini kurang lebih 3 tahun lalu. Bagi saya, ditinggal ART tidak harus menjadi akhir dunia. Justru kita sebagai Ibu bekerja harus mampu survive, salah satunya adalah belajar memasak untuk keluarga. Belajar dari mana saja, dari teman, internet, maupun televisi. Bahkan saya mulai mengembangkan resep sendiri yang disukai keluarga kecil saya, salah satunya resep memasak pare. Inilah titik balik kesukaan saya memasak sampai akhirnya saya mengkategorikan diri "Bisa memasak" :-). Bahkan saya sering membawa bekal ke kantor baik untuk saya sendiri maupun suami.


Sekarang bicara mengenai masakan. Tidak pernah membayangkan saya akan menyukai masakan berbahan utama pare. Dulu itu rasanya pare seperti musuh saya. Tapi setelah membaca manfaat pare untuk kesehatan saya pun belajar menyukai pare dengan membuat resep masakan sendiri. Silakan lihat manfaat pare lebih detail di web ini : http://manfaat.co.id/manfaat-pare.  


Awalnya agak anti dengan rasanya yang masih pahit. Tapi akhirnya saya menemukan cara untuk mengurangi rasa pahitnya hingga 95%. Dengan resep masakan pare saya ini, suami yang awalnya tidak suka pare pun mulai suka, sama seperti saya. Berikut saya ingin berbagi tips memasak pare sekaligus menghilangkan rasa pahitnya.

Bahan Utama  : tauge, pare, ikan asin

Untuk menghilangkan pahit pare, lakukan langkah-langkah ini. Iris 3 buah pare ukuran sedang seperti berikut. Kemudian cuci dengan 1 sendok garam dan air secukupnya lalu remas-remas selama 1 menit, ulangi lagi 3-4 kali. Yang terakhir rendam kurang lebih 5 menit dengan air garam, lalu buang airnya. Tiriskan pare seperti dibawah ini. 

Siapkan bahan utama lainnya seperti ikan asin (bisa teri medan, atau ikan asin ukuran agak besar, bisa juga cumi asin). Ikan  asin dalam resep ini terdiri dari :
- 2 sendok teri medan
- 1 sendok rebon 


Masih ada cara lainnya menghilangkan pahit pare. Teruskan membaca sampai selesai ya :-)

Selanjutkan siapkan bumbu berikut : 
- Lengkuas 2 cm, 1 lembar daun salam,6 siung bawang merah dan 5 siung bawang putih iris halus, 6 cabe rawit atau sesuai selera, garam dan gula sesuai selera.



Langkah selanjutnya, tumis bumbu diatas, kemudian masukkan pare beserta ikan asin yang sudah digoreng hingga kecoklatan.



Langkah berikutnya, ini penting untuk menyeimbangkan rasa. Tambahkan kecap berikut :
- Kecap asin 1 sendok teh
- Kecap manis 2 sendok makan
- Saus Tiram 1 sendok teh
- Saus Teriyaki 1 sendok teh
Sekali lagi, kombinasi kecap ini sesuai selera ya. Kalau tidak terlalu suka manis, kecap manisnya bisa di kurangi. Walaupun di lidah saya, kombinasinya terasa sudah pas. Keseimbangan rasa asin dan manis ini yang membuat pahit pare hampir tidak terasa lagi. Bahkan pare terasa lezat alias nagih hehe :-) 




Nah, setelah kecap ini ditambahkan warna pare pasti berubah kecoklatan. Kira-kira 4 menit sebelum diangkat, tambahkan tauge, supaya pahit pare menyebar ke sayuran ini. Aduk rata sampai warna tauge juga berubah kecoklatan.



Silakan melihat video memasaknya di channel youtube yuyun choiriah berikut ini : https://youtu.be/eyfWKjfpB4k

Selamat mencoba :)












Rabu, 23 Desember 2015

Petuah Kepemimpinan dari Menteri Pariwisata

Hari itu, saya berkesempatan menghadiri acara penghargaan Indonesia Most Admired CEO yang diadakan Warta Ekonomi di Hotell Pullman. Sambil mengambil gambar pimpinan perusahaan tempat saya bekerja yang terpilih sebagai salah satu penerima penghargaan bergengsi tersebut, saya mencuri dengar petuah-petuah para pemimpin negeri ini untuk para CEO yang hadir. Siapa tahu bermanfaat untuk diri kita karena kita semua adalah pemimpin untuk diri sendiri.




Salah satu yang menarik buat saya adalah petuah Menteri Pariwisata, Bapak Arief Yahya, yang diuraikan  dalam sesi CEO Talk di acara tersebut. Beliau mengatakan seorang pemimpin harus memiliki imaginasi atau visi yang jauh ke depan.

"Imaginasi yang berawal dari akhir," kata Pak Arief memulai pidatonya.

Sebuah imaginasi yang berawal dari akhir yang beliau maksud adalah pemimpin harus membayangkan end result dari imaginasi tersebut. End story dari imaginasi itu, akan menunjukkan arah kemana organisasi akan melangkah. Kemudian bagaimana memulainya ? Pak Arief melanjutkan ceritanya. Rasanya setiap kalimat yang beliau ucapkan sudah merupakan petuah yang dalam.

"Yang pertama, Pemimpin harus fokus pada program top three atau top five saja."

Betul juga yang beliau katakan. Terlalu banyak program, kita bisa menjadi tidak fokus dan terkadang bisa memboroskan anggaran. Sedikit program namun dengan dampak yang besar tentu akan lebih baik.

"Yang kedua adalah, mengutamakan yang utama. Mengalokasikan resources ke sana."

Setelah mengetahui top three atau top five, maka pemimpin bisa lebih fokus untuk mengarahkan sumber daya yang ada untuk mewujudkan hal-hal yang menjadi prioritas. Dalam skala kecil pun prinsip ini bisa kita terapkan sehari-hari. Misalnya, dalam bekerja, tentunya di antara sekian banyak rutinitas kita punya beberapa prioritas yang harus diutamakan dibandingkan hal lainnya. Bukan berarti hal lainnya tidak penting. hanya saja sebagai pekerja, waktu, sumber daya, dan tenaga kita terbatas.

"Yang ketiga adalah membuat aksi. Visi dengan aksi akan merubah dunia. Aksi tanpa visi bisa populer tapi hanya sensasi, bukan portofolio bisnis yang sebenarnya. Sedangkan visi tanpa aksi hanya ilusi," demikian Pak Arief melanjutkan petuahnya.

Wah indah sekali Pak Arief mengungkapkannya, sampai saya otak saya membelah masing-masing informasi tersebut, mengurai kerumitan kata, mencernanya dan mencari contohnya dalam kehidupan sehari-hari.

"Visi dengan aksi akan merubah dunia". Saya pernah membaca yang diungkapkan Tim Cook, CEO Apple. Steve Jobs ingin membuat produk Apple yang merubah dunia. Visi Steve Jobs kini menjadi nyata. Bagaimana dulu IPOD menggantikan "walk man" sehingga kita menikmati musik dengan cara yang berbeda, termasuk kemudahannya mengakses lagu dalam Itunes. Bagaimana Mac Booc memberikan eksklusivitas bagi penggunanya. Bagaimana Iphone menjadi trendsetter hingga pada peluncuran pertamanya orang akan rela mengantri dari pagi buta untuk menjadi yang pertama mendapatkan Iphone. Rasanya merinding kalau membaca cerita-cerita ini. Visi yang disertai aksi memang akan merubah dunia.

Kalimat Pak Arief berikutnya, " Aksi tanpa visi bisa populer tapi hanya sensasi, bukan portofolio bisnis yang sebenarnya." Hmm... Kalau kita amati di sekeliling kita banyak juga orang-orang yang melakukan hal ini. Membuat aksi-aksi populer yang kemudian menjadi sensasi. Tiba-tiba saya teringat kisah PT Sekawan yang disuspensi BEI karena terkait dengan isu goreng saham yang pemberitaannya cukup ramai awal November 2015. Ada salah satu blog yang membahas hal ini http://www.creative-trader.com/2015/11/16/misteri-mr-r-di-saham-siap/. Mengutip dari blog tersebut PT Sekawan Intipratama Tbk adalah perusahaan yang sebelumnya bergerak di industri percetakan kertas dan plastik, namun pada tahun 2014 lalu tiba-tiba berpindah ke industri pertambangan batubara.

"Setelah masuk ke bisnis batu bara, harga saham Sekawan mulai menanjak dari di bawah Rp 200 per lembar menjadi di atas Rp 460 per lembar. Kapitalisasi pasarnya pun menanjak hingga dua kali lipat meski bermodalkan izin tambang."

Sejak IPO saham ini bisa dibilang tidak diminati oleh investor,  namun kondisi tersebut berubah sejak bulan Juli 2014 dimana perusahaan ini memutuskan untuk Right Issue untuk berpindah haluan bisnis ke saham batubara. Sahamnya bukan hanya naik dari 100an ke 400an namun volume perdagangannya juga naik dari kurang dari 1M sehari sampai ke 250M sehari. Setelah kejadian itu, harga saham kembali ke bawah 100. Akhirnya sahamnya di suspend.


 Kalimat berikut selanjutnya "Visi tanpa aksi hanya ilusi."Kalau terkait hal ini tidak perlu susah-susah contohnya. Kita sebagai individu pasti pernah mengalami ini. Waktu kecil ketika di tanya cita-citanya jadi apa, kemungkinan berbeda dengan apa yang kita raih sekarang. Hambatan terkadang membuat kita hampir menyerah dan bahkan kita menyerah tanpa pernah mencobanya.

Seorang teman berusia di awal 30 tahun keluar dari tempatnya bekerja sebagai senior manajer di sebuah perusahaan besar. Alasan dia keluar adalah ingin mencoba berbisnis kacamata online berpartner dengan rekannya, desainer kaca mata di luar negeri. Dia katakan. "Mumpung masih muda, aku harus mencobanya sekarang. Kalau tidak aku akan menyesal karena tidak mencoba melakukan visi ini. Jika aku gagal, aku tak akan pernah menyesal karena pernah mencobanya. Setidaknya aku tahu itu mungkin bukan jalanku." Aku mengagumi sosoknya yang keluar dari tempat kerja yang cukup nyaman dan mewujudkan visinya. Karena kalau tidak, visi hanya sekedar ilusi.

Terakhir Pak Arief menyampaikan suatu hal yang tidak kalah pentingnya, "Bagi follower seeing is believing. Bagi Visioner believing is seeing,"

Ternyata yang beliau maksud, ini adalah perbedaan pemimpin dan pasukan yang dipimpinnya. CEO bisa mempunyai ribuan pasukan. Tapi ia tidak mempunyai mukzizat untuk mewujudkan imaginasinya. Sehingga ia harus berusaha sekuat tenaga meyakinkan pasukannya bahwa imaginasi atau visinya tersebut adalah benar. Pemimpin harus berusaha mempercayai visinya, dan menjadikan visi itu sebuah kenyataan.

Menurut beliau kuncinya meyakinkan pasukan adalah "Walk the Talk". Konsep ini sama dengan yang diterapkan pimpinan saya di tempat saya bekerja. Bahwa pemimpin juga melaksanakan apa yang ia katakan, mampu membuktikan apa yang ia katakan agar pasukannya yakin untuk mengikuti kemana pemimpin melangkah. Dengan mampu membuktikan bahwa visinya benar, pasukan akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk mencapai visi tersebut.

'Hanya dengan memiliki pasukan dengan tingkat confident yang tinggi kita bisa mencapai apa yang kita inginkan," tutup Pak Arief.

Terima kasih atas petuahnya Pak Arief. Semoga sektor pariwisata Indonesia semakin bersinar dengan kepemimpinan Bapak.

Silakan melanjutkan melihat cerita lainnya di link berikut
http://sekatayuyun.blogspot.co.id/2015/12/fashion-10-tahun-lalu-dan-kini.html



























Senin, 07 Desember 2015

Fashion, kecantikan 10 tahun lalu dan wajahnya kini

Bicara soal perkembangan fashion, di Indonesia khususnya, dalam kacamata saya kini karya anak bangsa telah menemukan jati dirinya. 10 tahun lalu, gaya fashion yang lebih modern mulai muncul di tahun 2005 setelah lepas dari gaya tahun 90an. Kiblat fashion Indonesia dulu masih cenderung ke fashion barat sehingga industri fashion Indonesia banyak dipengaruhi trend dari luar negeri.


Kini pembelajaran mengenai fashion internasional dalam kurun waktu 10 tahun ini telah membuahkan hasil. Buah manis inilah yang dipetik oleh desainer muda yang kini bertebaran namanya. Dari kiblat barat 10 tahun lalu, kiblat fashion Indonesia mulai bergeser ke negeri sendiri. Bahkan Indonesia dalam 5 - 10 kedepan disebut-sebut sebagai salah satu kiblat fashion dunia untuk fashion muslim. Di tahun 2015, industri fashion Indonesia tidak lagi didominasi oleh desainer senior namun desainer muda mulai muncul dengan ciri khasnya sendiri. Mereka bahkan mampu mengangkat fashion bernuansa budaya Indonesia ke kancah internasional. Inilah mengapa saya katakan kini fashion tanah air telah menemukan jati dirinya.

Sebut saja Zaskia Sungkar yang baru 2 tahun terjun di dunia mode, sudah menunjukkan rancangannya di khalayak New York. Apalagi sejak instagram mulai banyak digunakan di Indonesia beberapa tahun yang lalu. Kreativitas dalam fashion dan kecantikan menjadi tak terbendung. Zaskia dan anak muda lainnya bebas mengkreasikan busana dan make up sesuai kepribadiannya. Hal ini mendorong munculnya brand-brand lokal baru yang membawa ciri khasnya tersendiri. Kemudahan mendirikan toko online juga mendukung industri fashion Indonesia semakin berkembang seperti yang kita lihat kini.


Mari sejenak kita kembali ke pertengahan tahun 2000 dan mengingat seperti apa gaya fashion 10 tahun yang lalu dan saat ini. 10 tahun lalu saya masih ingat ketika skinny jeans mulai trend. Model jeans ini memang mulai berevolusi di awal tahun 2000 dengan bentuk yang menonjolkan lekuk badan seperti yang kita banyak lihat sekarang. Di tahun 2005 inilah rasanya jeans cewek menjadi lebih feminim. Sedangkan make up yang melengkapi penampilan ini dipilih yang natural dan simple..


Kalau dulu memakai jeans itu rasanya kurang formal dan lebih banyak dipasangkan dengan kaos atau kemeja, tapi kini untuk padu padan jeans di 2015 berbeda. Atasan batik maupun kebaya yang dipasangkan dengan jeans akan merubah penampilan terkesan lebih formal.

Tren di industri fashion tidak lepas dari tren kecantikan tentunya.  Dulu make up banyak berkiblat ke barat dengan nuansa natural maupun eyeliner tebal yang memberikan garis tegas pada mata. Serta tatanan rambut yang terkesan berantakan.
Tren kecantikan kini juga semakin berkembang di bandingkan 10 tahun lalu.Kini,  perkembangan tren kecantikan banyak dipengaruhi nuansa asia, salah satunya korea dan jepang. Make up yang digunakan kini lebih terlihat natural, segar dan flawless atau tanpa cela. Tatanan rambut yang disukai adalah yang memberi kesan clean dan segar.


Namun ada juga yang mengadopsi make up yang lebih berani untk mengekspresikan kepribadian pemakainya. Kini, menggunakan jeans dengan atasan peplum, rasanya wajar saja jika disandingkan dengan make up yang lebih berani, seperti lipstik warna merah atau matte.


Dari sisi desain, 10 tahun lalu fashion banyak didominasi warna tunggal, dan kurang berani dalam memadukan beberapa warna berbeda. Kemudian cutting dan tampilannya juga lebih sederhana.


Tapi kini, fashion Indonesia sangat variatif. Dari sisi warna, lebih berani menggabungkan berbagai macam warna. Motif bunga yang segar atau floral print menjadi salah satu pilihan favorit. Keramaian warna bunga biasanya akan diseimbangkan dengan bawahan/atasan yang polos. Cutting yang diadopsi juga lebih terlihat modern dan menarik. Satu hal lagi yang cukup menjadi trend di masa kini yaitu pemakaian outer pada penampilan berhijab maupun tidak kini semakin banyak. Outer menjadi layaknya obat keren  bagi penampilan kita.


Penampilan di atas sangat menggambarkan penampikan masa kini. Outer motif floral print, jeans skinny, dan make up beraliran pop korea dengan bentuk alis khas artis korea.Make up seperti ini sangat cocok untuk penampilan sehari-hari yang casual.

Bagaimana dengan 10 tahun lalu ? Outer seperti apa yang banyak dipakai ? Saya ingat, sweater menjadi koleksi wajib bagi para cewek. Sweater bahan rajut terutama. Model seperti ini salah satunya.


Karena saya memakai hijab, saya ingin membahas lebih detail fashion hijab10 tahun lalu dibandingkan sekarang. 10 tahun lalu, fashion muslim masih simple dan belum sevariatif sekarang. Kerudung sudah memiliki desain yang berbeda dengan jahitan seperti ujung topi atau yang disebut pet. Desain baju muslim di 2005 banyak mengadopsi desain dari Timur tengah maupun arab. Aplikasi payet diandalkan untuk membuat rancangan baju terkesan mewah

Sekarang fashion muslim lebih kreatif lagi terutama dilihat dari tampilan kerudungnya tidak terpaku pada satu jenis saja misalnya, kerudung dengan pet, namun menampilkan pasmina yang dililit dengan cara yang unik. Dari sisi desain, kini desain fashion muslim banyak memadukan nuansa modern yang bersandingan dengan nuansa budaya.

Sebagai contoh Dian Pelangi. Sangat menarik buat saya untuk mengamati kiprah Dian Pelangi, desainer kondang Indonesia yang sudah banyak menunjukkan karyanya di panggung runway internasional. Desainer muda ini secara konsisten sejak 4 tahun yang lalu memunculkan tenun palembang sebagai kekuatan rancangannya. Atasan peplum yang modern sentuhan Dian tidak meninggalkan nuansa Indonesia. Dian berhasil menjadi trensetter dengan rancangan tenunnya yang terkesan chic dan modern untuk hijaber masa kini. Selain itu, Dian juga cukup mempengaruhi para hijaber menggunakan make up yang tegas atau liptik warna berani untuk melengkapi penampilannya. Malah saya pernah membaca salah satu tips make up untuk hijaber supaya tampil segar, adalah menggunakan make up yang tegas, seperti contoh make up Dian Pelangi dalam foto berikut.


Fashion 2015 yang bertemakan timur tengah juga sudah jauh berkembang dibandingkan 10 tahun lalu. Saya mengambil contoh, Annisa Hasibuan, desainer yang menyukai aksesoris timur tengah dalam rancangannya ini, tetap mampu membawakan nuansa modern melalui desainnya. Baik warna emas yang berani dan cuttingnya yang terdiri dari layer-layer yang indah berhasil memberikan penampilan hijaber bak putri raja. Model busana mewah yang dulu berkiblat ke timur tengah, kini berhasil mengadopsi nuansa budaya Indonesia yang kental, namun tetap memberikan kesan mewah bagi pemakainya.

Tahun 2015 menurut saya, seperti titik balik bagi desainer muda untuk semakin menunjukkan eksistensinya di tengah brand-brand dunia yang namanya sudah melekat di industri fashion. Dan ternyata rancangan mereka tidak kalah dengan desainer luar negeri.






















 

Senin, 30 November 2015

Gadget atau bermain dengan teman sebaya ?

Gadget atau bermain dengan teman sebaya ? Saya yakin buat sebagian orang tua yang sibuk mengalami dilema untuk memilih hal ini. Memberikan anak gadget adalah cara termudah mengasuh mereka. Alasannya, kalau membiarkan anak bermain dengan teman sebaya, memerlukan waktu, pengawasan, dan effort. Belum lagi resiko bertengkar bersama temannya, atau terjatuh karena terlalu aktif dalam bermain.

Namun ada sebagian orang tua lainnya yang mengadopsi cara mendidik dengan ketat sehingga membiarkan anak  bermain dengan teman sebaya dan hampir tidak mengenal gadget. 

Kalau saya yang ditanya pilih yang mana, saya akan memilih dua-duanya. Dua hal tersebut memiliki alasan yang kuat untuk saya jalankan.

Saya biasa membiarkan anak-anak bermain gadget  pada hari libur dengan pengawasan yang ketat. Mereka perlu tahu kapan mereka harus berhenti agar tidak berlebihan dalam menggunakan gadget. Anak-anak saya sangat jago merengek agar diberi ijin bermain game kesukaannya. Sebenarnya, ini moment anak-anak saya berlatih negosiasi. Lumayan tough kalau bernegosiasi dengan mereka soal gadget. Untunglah, saya cukup punya pendirian untuk menolaknya dan memberikan banyak syarat yang harus dijalani sebelum memberikan tab saya pada mereka. Biasanya saya akan mencari win-win solution di dalam negosiasi ini.

Syarat pertama adalah sudah menjalankan sholat shubuh. Biasanya mereka akan segera melakukan ini supaya dapat memainkan mainan kesayangan mereka. Di sini saya akan menyelipkan nasehat sebaiknya kakak sholat shubuh bukan karena ingin segera bermain game. 

“Iya kakak nggak boleh gitu, sholat shubuh jangan karena mau main game,” adiknya yang berumur 4 tahun biasa menasehati kakaknya. Dan kakak pun tersipu malu. 

“Sebentar aja ya ma main gamenya, please, please” kata kakak merengek.

“Ya sudah tapi 10 menit saja ya. Abis itu tab nya mama ambil, ” saya menegaskan.

Negosiasi berjalan lancar, dan kakak akan mengakhiri game nya. Kemudian saya akan minta mereka untuk bermain di luar bersama teman-teman sambil menikmati pagi. 

“Kalau pagi itu sebaiknya main di luar, Kak. Udaranya seger lho. Trus teman-temen kakak sama adek juga lagi ngumpul di luar kan. Nanti kalau lebih dari jam 8udah sepi lho di luar,” saya mengingatkan

Tergiur serunya bermain dengan teman sebaya ia segera melupakan game kesukaannya.Sejauh ini, bermain gelembung/buble dan berlarian menjadi sesi favorit mereka. 

Banyak hal yang mereka pelajari dengan bermain dengan teman sebaya. Selain melatih syaraf motorik, mereka berlatih mengekspresikan dirinya dengan percaya diri, tanpa ada rasa rendah diri. Memposisikan diri sama dengan orang lain tanpa saling merendahkan. Selain itu, menyelesaikan pertengkaran kecil di antara mereka dengan damai adalah pelajaran terbesar. Karena moment ini melibatkan kemampuan interpersonal mereka untuk mengakui kesalahan,  saling memaafkan, sportifitas, berunding menyelesaikan masalah. Dan sebagai Ibu / orangtua dengan segala rutinitas rumah di waktu libur, kita tinggal memperhatikan mereka dari jauh, dan melibatkan diri jika diperlukan.

Selesai bermain, kita bisa mengajak mereka menceritakan permainan yang mereka lakukan saat berkumpul bersama teman.  Dari moment ini saya melatih mereka menggunakan kemampuan verbalnya dalam bercerita sambil menyelipkan nasehat yang diperlukan agar sesi bermain selanjutnya berjalan lebih seru tanpa ada masalah. 

Bagi saya, anak-anak masih memerlukan memegang gadget asal dengan batasan dan kesiplinan. Batasan yang perlu mereka pahami adalah menggunakan gadget secara tidak berlebihan. Gadget adalah simbol bahwa teknologi itu terus berkembang, dan mereka harus mampu beradaptasi dengan perkembangan ini, mampu menggunakannya untuk hal-hal yang baik misalnya, mempelajari sesuatu.

Setelah bermain dan makan pagi, biasanya mereka akan kembali merengek minta gadget. Kali ini, biasanya saya ijinkan mereka selama 30 menit untuk melihat “youtube belajar” dalam istilah mereka. Youtube belajar ini maksudnya hanya melihat Youtube untuk mencari sesuatu yang ingin mereka pelajari. Apakah belajar bahasa inggris dengan bernyanyi, atau memperhatikan pengucapannya kata-kata bahasa Inggris, melihat tarian, musik, cara membuat sesuatu atau hal lainnya sesuai minat mereka. Saya juga akan meminta mereka menulis sendiri apa yang mereka cari, sambil berlatih mengeja kata. Atau mencari inspirasi video apa yang ingin mereka buat.

Syarat berikutnya boleh memegang gadget adalah mereka harus belajar selama kira-kira satu setengah jam. Pelajaran wajib setiap hari mereka adalah berhitung, menulis, membaca Iqro. Sedangkan bahasa Inggris lebih banyak saya ajarkan ketika sedang menonton kartun favorite mereka.  

Setelah semua rutinitas itu dilakukan. Mereka boleh bermain game kesukaannya selama 30 menit. Atau saya akan menemani mereka dengan menunjukkan hal-hal menarik yang ada di Youtube, agar pikiran mereka terbuka bahwa dunia luar itu luas dan penuh kreatifitas.

Selanjutnya, mama yang gantian bermain gadget hehe. Tetapi saya tunjukkan kepada mereka bahwa apa yang saya lakukan dengan gadget adalah lebih banyak mencari sumber informasi dan menulis blog.  Terkadang jika ada artikel menarik yang saya temukan, saya membacakannya untuk mereka.

Dengan cara ini, saya berharap ketika besar nanti mereka tidak akan menyalahgunakan gadget namun mampu memahami perkembangan teknologi. Dan disisi lain, mereka dapat memiliki kecerdasan emotional yang tinggi, memiliki empathy dalam berinteraksi dengan orang lain, dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang positif.


Senin, 16 November 2015

Wah, manajemen Grab Bike keren memanage karyawannya



sumber image : www.grabtaxi.com
Saya tidak tahu sejak kapan menjadi pengamat tak formal dari Ojek Online ini. Buat saya segala sesuatu hal yang baru yang saya ketahui tentang Ojek online ini menarik. Kali ini Grab Bike jadi sasaran pengamatan saya. Hari ini saya ketemu driver Grab yang share banyak hal tentang seluk beluk disana. Dan semoga hal ini bisa menjadi benchmark pengelola ojek online lainnya.

 Pagi itu saya dalam  perjalanan dari Bintaro menuju Kuningan  Jakarta Selatan, menggunakan Grab Bike . Seperti biasa kepo tentang Grab selalu menggelitik saya untuk bertanya pada drivernya. "Bagaimana mencari penumpang Grab, susah atau gampang?" "Berapa total penumpang sehari" "Berapa jumlah pendapatan sebulan?" "Bagaimana manajemen mengatur karyawan sebanyak itu ?" Pokoknya banyak sekali yang saya tanyakan. Dengan senang hati Bang Grab melayani pertanyaan saya bahkan menjelaskan fakta-fakta menarik tentang Manajemen Grab.
Dari Bang Grab saya tahu kalau dalam organisasi mereka ada  istilah koordinator lapangan bagi seseorang yang dipilih perusahaan untuk membuka mata dan telinga lebar-lebar untuk menampung keluhan pelanggan. Para Korlap ini mengadakan pertemuan rutin 2 minggu sekali bersama para driver untuk berkoordinasi, memecahkan masalah di level bawah yang terkait pelanggan dan hal lainnya. Menurut saya ini cara yang bagus untuk dilakukan sebuah Manajemen Ojek Online.


Menariknya adalah Korlap ini bertindak seperti perwakilan karyawan yang memiliki wewenang untuk menyampaikan keluhan karyawan  kepada manajemen. Suara mereka adalah suara karyawan. Perusahaan tidak membuat jarak dengan para korlap, malah  merangkul mereka untuk memberikan masukan dalam sistem yang berjalan di Grab. Hubungan kerja yang saling berdasar kepercayaan ini telah mengubah beberapa sistem dan kebijakan  yang ada di Grab. Misalnya  bonus driver, sistem order online, teknologi yang dipakai.  Melalui Korlap, managemen dapat  memastikan para driver merasa nyamandengan bekerja di perusahaan,  mendapatkan karyawan yang produktif, melakukan perbaikan-perbaikan di tengah  iklim persaingan transportasi online yang cukup kompetitif.


Beberapa waktu yang lalu ketika mendengar Gojek Demo, saya bertanya pada Bang Gojek, apakah mereka memiliki semacam perwakilan/serikat pekerja sebagai penjembatan antara perusahaan dan karyawan yang jumlahnya mencapai ratusan ribu orang ? Tapi saya tidak pernah mendapatkan jawabannya hingga kini. Perwakilan karyawan disebuah organisasi yang besar adalah sebuah pendekatan win-win solution yang  layak diterapkan di manajemen menurut saya.

Terkait penghargaan untuk driver Grab, mereka memiliki sistem driver elit. Dimana setiap tiga bulan akan dipilih driver yang memiliki bintang terbanyak atau order terbanyak.  Driver elit mendapatkan keistimewaan antara lain mendapatkan motor baru dari manajemen, kemudian beasiswa untuk menunjang hidupnya. Atas prestasi ini, driver elit akan mendapatkan kenaikan asuransi jiwanya. Sayangnya, saya tidak mendapat penjelasan detail tentang ini. Seandainya saya mengorek tentang hal ini lebih dalam, bisa-bisa saya naik Grab sampai Jakarta Utara, baru mendapatkan informasi yang lengkap :)
 
Masih berkaitan dengan driver, para driver yang jumlahnya mencapai 15ribu orang di Jabodetabek ini, berhak mendapatkan hadiah umroh. Hadiah ini secara bergiliran diberikan kepada driver setiap tiga bulan sekali.

sumber image : www.grabtaxi.com
Disatu sisi perusahaan menawarkan kenyamanan bagi karyawan untuk bekerja di Grab sebaliknya manajemen meminta para driver menjaga kedisiplinannya dalam berlalu lintas demi menjaga reputasi Grab. Grab memiliki tim “polisi” tersendiri yang berkeliling memantau perilaku para driver. Kemudian nomor motor para “pelanggar” itu akan dicatat dan dilakukan skorsing hingga 3 hari  untuk memberikan efek jera. Hal-hal yang masuk dalam pelanggaran  misalnya, tidak menggunakan helm Grab, tidak menggunakan jaket Grab di saat tidak ada kondisi yang mengancam driver, menggunakan jalur trotoar yang digunakan komunitas pejalan kaki,  menyetir dengan cara yang tidak aman, dll. Segala bentuk pelanggaran ini disimpan di dalam sebuah blog agar semua driver dapat memahaminya. Alangkah lebih baik lagi menurut saya jika ada reminder  pelanggaran yang masuk secara rutin ke handphone driver agar tingkat pelanggaran dapat diminimalkan sehingga reputasi Grab terjaga.

Hal lainnya adalah Grab juga memperhatikan keluhan pelanggan. Selama ini saya berpikir bahwa bagaimana manajemen dapat membaca semua komplain yang kita kirimkan ? Tapi korlap menjelaskan kalau manajemen membaca setiap komplain dan masukan dari customer. Bahkan, mereka memiliki tim tersendiri untuk menangani komplain antara lain  bersumber dari kecerobohan driver.  Terkait komplain ini akan dilakukan investigasi dan penegakan hukum di dalam organisasi seperti surat teguran atau bahkan skorsing selama 3 hari bagi driver yang terbukti bersalahSalah satu contoh keberadaan Grab di Tangerang Selatan dan Depok yang kita nikmati saat ini juga hasil dari masukan pelanggan. . Jadi, sebagai customer, kita jangan ragu-ragu menyampaikan keluhan atau masukan kepada manajemen Grab ya.

Masih terkait customer. Para Korlap terus memberikan masukan agar Grab dapat meningkatkan layanannya antara lain teknologi yang dipakai dimanage  sedemikian rupa agar tidak error. Jika kemampuan server mereka 8000 orang, maka jumlah tenaga kerja sebanyak15.000 orang adalah cukup. Jumlah ini mereka ukur dari kemampuan server Grab untuk menampung order pelanggan. Sehingga mereka tidak lagi merekrut driver baru yang malah kedepan beresiko akan  membuat server mudah error / down. Menjaga Kepuasan pelanggan sepertinya sangat diterapkan di sini.

Sejauh ini yang saya mendengar langsung dari driver Grab, mereka merasa nyaman dengan sistem yang ada. Hasil dari Manajemen Grab menjaga jumlah driver mereka agar tidak berlebihan jumlahnya berdampak pada produktivitas driver. (baca tulisan saya lainnya di bulan Oktober terkait hal ini berjudul "Gojek oh Gojek")

Sistem yang berjalan ini sepertinya  mampu menjaga driver tetap produktif dengan imbal hasil yang menarik. Setiap hari, banyak driver dapat menjaga produktivitasnya dan mendapatkan order hingga 10 pelanggan. Ini berdampak pada penghasilan driver yang mencapai Rp. 5 juta setiap bulannya. Jumlah yang sangat disyukuri bagi seorang driver ditengah  kondisi industri sedang sulit seperti saat ini.


Selesailah obrolan saya dengan Bang Grab begitu motor menyambangi Menara Karya Kuninga. Saya senang mengetahui bagaimana Grab memanage karyawannya, memprioritaskan keselamatan dan kepuasan pelanggan. Paling tidak saya bisa menjadikannya pelajaran minimal diri saya sendiri.


Sabtu, 14 November 2015

Gamma Thohir, remaja 15 tahun inisiator microhydro for Indonesia project

Melihat sosoknya pertama kali, kalem,  anak mama, looks like the boy next door to me. Tapi kesan itu berubah 360 derajat ketika Gamma Abdurrahman Thohir naik ke panggung @atamerica memperkenalkan microhydro for Indonesia project untuk pertama kalinya. Rasanya semua yang hadir berdecak kagum pada sosoknya. Alih-alih terlihat seperti anak kelas 10 yang pemalu, dia terlihat percaya diri, memahami project pembangkit listriknya dan punya pemikiran kedepan yang tidak dimiliki umumnya remaja seusianya. Ditambah lagi  presentasi dalam bahasa Inggris itu fasih dibawakannya.



Gamma masih berusia 15 tahun di Sekolah Global Jaya. Dia sangat mengidolakan ayahnya yang sukses menjadi pengusaha di bidang energi. Dan mimpinya adalah sukses di bidang energi yang lebih ramah lingkungan. Kegemarannya pada teknologi memang sudah terlihat sejak kecil. Dan kemudahan mendapatkan informasi di dunia Maya membuka matanya tentang pembangkit listrik dengan teknologi ramah lingkungan di bidang energi yang menjadi salah satu solusi krisis energi di Indonesia.

"Saya terusik dengan kesenjangan akses listrik di kota dan desa, dan ingin melakukan sesuatu yang saya bisa, untuk mengatasi hal ini," kata Gamma.


Ia meyakini teknologi microhydro sebagai salah satu solusinya. Ketika mendapatkan tugas sekolah membuat proyek individu,  dengan semangat Gamma mencetuskan microhydro for Indonesia sebagai proyeknya.  Dengan cerdasnya, Dia menggandeng pihak-pihak yang bisa membantunya mewujudkan proyek ini. Selain guru sekolahnya,  dia mendapatkan dukungan Ibu Okty Damayanti,  Direktur Yayasan Adaro Bangun Negeri sebagai mentornya, IBEKA dan CV Cihanjuang produsen pembangkit listrik microhydro mengajarkan sisi teknis pembuatan teknologi microhydro kapasitas 30-40MW dan pembuatan turbin.



Iapun menemukan sebuah tempat sempurna yang ia sebut negeri di awan yang tak lain adalah Desa Ciptagelar, desa di kaki Gunung Halimun. Ketika ia turun langsung mensurvey debit air sungai yang bisa digunakan untuk bahan baku pembangkit microhydro ia jatuh cinta pada desa itu. Kehangatan masyarakat nya, potensi sumber daya alam desanya,  sungguh membulatkan tekadnya mewujudkan proyek ini. Ia tersentuh merasakan menginap di desa itu dalam selimut gelap ditemani cahaya lampu sumbu.

Sebuah pendekatan personal yang ia lakukan membuat nya semakin terikat dengan desa ini.

"Saya membangun kedekatan dengan tokoh masyarakat Ciptagelar agar mereka mudah menerima proyek ini. Bahkan saya punya sahabat baik di desa itu, seorang remaja seperti saya. Sekalipun tinggal di desa dia sangat percaya diri dan pengetahuannya luas. Di desa itu mereka punya stasiun TV desa. Dan sahabat nya,  ikut menjalankan stasiun ini. Bayangkan,  sebuah desa terpencil tapi punya keinginan untuk maju, " lanjut Gamma.




 Gamma bercerita ia akan menggalang crowd funding secara on line dan offline maupun mencari pihak-pihak yang dapat mendanai proyek ini termasuk melibatkan masyarakat Ciptagelar untuk berperan dalam mewujudkan proyek microhydro for Indonesia.

Harapannya begitu besar untuk pembangkit listik ini bisa menerangi Ciptagelar itu pada Juli 2016, karena beberapa desa di sekitar wilayah ini belum teraliri listrik.

"Mereka perlu listrik untuk operasional stasiun TV dan mengoperasikan kembali alat penggiling kopi. Selama 3 tahun ke depan saya akan menjaga proyek ini berkelanjutan dan memastikan masyarakat Ciptagelar dapat memeliharanya dengan baik demi desanya, " jelas Gamma.

Semua yang hadir terpukau menyimak presentasi Gamma. Mereka merasakan semangat Gamma untuk memberikan akses listrik di desa Ciptagelar. Tepuk tangan lebih dari 200 orang mahasiswa, siswa SMA, media, akademisi bergemuruh di ruangan itu. Sekitar 35 media termasuk para blogger mengerubuti Gamma sesuai acara. Semua ingin mengorek lebih dalam tentang pemikiran Gamma yang memukau.



Bunda Gamma,  Ibu Linda Thohir berdiri penuh haru. Beliau bangga anak laki-laki semata wayangnya berhasil menyampaikan pemikirannya selama ini.


Remaja 15 tahun ini mampu menginspirasi semua yang hadir termasuk saya. Sebuah kata-kata bijak kembali memenuhi pikiran saya. "Jangan tanyakan apa yang negara berikan untukmuch,  tapi tanyakan apa yang sudah kau berikan untuk negara".

Semangat Gamma seakan melecut setiap ego yang terkadang muncul,  melecut pemikiran individualisme di dalam diri,  membangunkan jiwa malas yang terlelap, menyatukan rasa kebersamaan untuk membantu desa di kaki Gunung Halimun merasakan terang seperti  nyamannya kehidupan kita di kota.


 



Jumat, 13 November 2015

Bang gojek unik yang nggak tahu jalan

Saya percaya setiap manusia itu punya keunikan masing-masing. Keunikan seseorang kadang bisa diterima orang lain, kadang tidak. Kadang  heran sendiri kok saya bisa merasa paling mudah memahami keunikan orang lain ya. Mungkin ada kaitannya sama hasil psikotest yang menunjukkan tingkat empati saya di atas rata-rata. Saking memahami keunikan orang lain, sampe-sampe kalo menemukan orang yang unik saya cuma speechless. Seperti hari ini, saya diantar bang gojek yang unik sampe sering speechless.


Ceritanya, sepulang kantor, seperti biasa naik gojek dari kantor di kuningan sampai rumah di Graha Raya Bintaro. Nah ketemulah sama di abang ini di lampu merah dekat kantor.

Melihat tampangnya yang cuek, dengan motor RX king tahun jadul, saya tidak merasa ada yang salah dengan abang ini. Tapi setelah memulai percakapan dengannya baru punya feeling yang aneh.

"Mbak yuyun mau ke bintaro kan,"tanya bang gojek
"Iya mas. Tahu bintaro nggak ? Sy biasa lewat gatot subroto, palmerah, ke arah radio dalam, pondok indah trus bintaro. Mas biasa lewat mana?"

"Saya biasa lewat Ciledug, mbak."

Entah kenapa saya terdorong mencecarnya untuk memastikan dia tahu arahnya.

"Tahu mba arah ciledug. dari casablanca,.Palmerah, trus ke arah Ciledug. Tapi ntar kasih tahu aja ya," kata bang gojek.

Wah dalam hati mulai merasa nggak enak, seperti ada yang aneh. Katanya tahu jalan kok minta dikasih tahu arah jalannya. Akhirnya saya memilih menggunakan arah seperti biasa lewat Gatot Subroto.

"Mas kita ke arah Palmerah ya," tanyaku sesampainya di persimpangan fly over menuju DPR.
Motor terus melaju, sampai hampir ke arah Slipi. 

"Mas-mas kiri mas, tahu Palmerah kan. Bukan ke slipi," teriak saya.

"Ooo iya mbak. Kalau sudah sampe palmerah saya tahu arah kok," kata bang gojek.

Entah kenapa intuisi saya nggak percaya kalau dia tahu arah. Akhirnya feeling saya terbukti benar....
Ketika saya pasrah dengan arah motor si bang gojek, ternyata dia sendiri nggak yakin dengan arahnya. Kejadiannya ini di sekitar jalur kereta palmerah.
"Mas ini kemana arahnya. Saya nggak pernah lewat sini."
"Dari sini langsung ke arah pasar , mbak." nggak lama kemudian si abang bilang,"Tapi kita balik aja deh, lewat mana biasanya."

Saya berpikir bagaimana mungkin balik wong satu arah. Dan tanpa di duga dia memutar balik motor dan melawan jalur satu arah itu dan tidak mengacuhkan orang-orang yang melihatnya aneh. Sebelum jalanan satu arah itu dia bikin macet, kuminta dia belok ke arah kampung di sekitar jalur palmerah.

"Bang, harusnya kalau nggak tahu jalan. Bilang aja. biar saya yang ngarahin. Kan enak nggak usah muter-muter begini, tinggal lewat radio dalam, pondok indah, trus ke arah bintaro."

Si abang gojek diam. Tak jua si abang ini mengakui kalau dia tak tahu jalan. Akhirnya saya biarkan dia melajukan motornya entah ke mana. Dan sepanjang jalan, intuisi saya mengatakan dia kebingungan. Tapi saya biarkan saja mengikuti ego si abang gojek. Akhirnya sampailah Cidodol kebayoran lama Jakarta Selatan. Saya nggak terlalu tahu daerah itu. Tapi lega hati ini begitu melihat plang Cipulir, artinya sudah menuju arah yang benar ke tujuan.

Tak tahan juga diam, jadi saya arahkan di mengikuti penunjuk arah yang bertuliskan Ciledug. Ketika semakin ke arah Ciledug, pertanyaan tak terduga dia lontarkan.

"Mbak ini daerah mana sih????"
OMG... speechless. Saya diam mengatur emosi sambil berpikir jadi dari tadi dia menerobos macet, mengikuti plang arah Ciledug dia masih nggak sadar kita kemana ???? hiksss. Rasanya kalau saja punya sayap, lebih baik saya terbang.

Dengan saya sabar saya menjelaskan, "Dari tadi kan kita ikuti plang Ciledug Bang, Jadi ini sudah deket Ciledug. Lihat di kiri abang, itu toko kan ada nama daerahnya. Ini daerah Kreo,"

"Aduh pegel ya mbak, jauh banget," Si Abang Gojek mengeluh. Baru kali ini menemukan Abang gojek yang mengeluh karena kesalahannya sendiri.

Motor pun lanjut dengan kecepatan rendah. Sesampainya di daerah Graha Raya Bintaro, dia kembali mengeluh.

"Mbak, kalau saja kita nggak nyasar, pasti kita cepet sampai ya," kata si Abang.

"Hm... kita nggak nyasar juga sih bang, cuma muter lebih jauh lewat Cipulir," jawabku.

"Tapi lama banget ya, belum nyampe-nyampe," katanya lagi

Akhirnya nggak tahan ngomong juga dengan nada agak tinggi

"Abang coba lihat deh kecepatan motornya." si abang menundukkan kepala mengecek kecepatan motor. "Gimana bisa cepet sampe, kecepatan motornya 40 km per jam, jarak 22 km! Harusnya abang tanya ke customer, mau pelan apa cepet? paling tidak 60 km per jam pasti cepet sampe.Apalagi ini udah malem banget bang," Saya pun nyerocos.

Ampuuun biyunggg si bang gojek nggak sadar kalau dari tadi dia nyetir motornya pelan.

"Hehehe.." dia nyengir. Dia beralibi kalau takut nyetir motor ngebut.

Jreng... jrenggg speechless karena paham setiap manusia itu punya keunikan tersendiri.



Selasa, 10 November 2015

4 hal yang membuat bang ojek online kesal

Hari ini saya ingin menulis sesuatu yang ringan-ringan saja tentang ojek online. Mungkin kalian pernah merasa sebal dengan ojek online yang diorder. Tapi pernah nggak merasa kalau kita bisa juga lho membuat kesal ojek driver. Berikut beberapa hal yang saya kumpulkan dari pengalaman sedikit konyol terutama termasuk pengalaman pribadi.

1. Menunggu terlalu lama
Siapapun pasti kesal kalau menunggu terlalu lama, Gojek juga demikian. Suatu ketika saya mendengar langsung dari Gojek driver, "Jadi pernah mbak saya itu nunggu di depan apartemen customer. Sampai sana ternyata customernya baru bangun tidur. Bayangin aja, belum mandi, gosok gigi, ganti baju, wah lama deh, bisa 30 menit." Tapi customer beralasan dulu, kalau order gojek suka lama datangnya. Dan... gojekpun menunggu dengan sabar karena dia berprinsip lebih baik menunggu customer dari pada customer yang menunggu dia. Beda lagi kasusnya sama driver Grab Bike. Terkadang ketika tidak mau menunggu terlalu lama, mereka bisa tekan cancel order kita di celphonenya dengan alasan motorbike broke down. Tapi kalau Gojek Driver tidak ada menu untuk mengcancel order customer, mau nggak mau nunggu customer deh sampai datang

.


2. Ketiduran di motor
Nah ini yang bahaya. Ketiduran di motor sampai motor oleng tentu saja membuat gojek kesal. Maaf ini kejadiannya pengalaman pribadi hehe. Waktu itu siang lumayan panas, dan kalau naik motor angin sepoi-sepoi. Ditambah perut kosong belum makan siang, otomatis badan nggak seger dan ngantuk rasanya. Akhirnya... Duggg kepala saya yang diselimuti helm kejedot helm Bang Gojek. "Mbak..mbak.. ketiduran ya."
"Kok tahu mas," saya bertanya polos sambil berusaha membuka mata lebar-labar
"Lha ini, motor saya agak oleng. Jangan tidur mbak, takut jatuh."
"Hehe..sorry mas, anginnya bikin ngantuk"
Nah kan, pasti Bang Gojek ngedumel dalam hati.

3. Salah paham soal lokasi
Bang Ojek pasti bete selangit kalau jemput customer tapi salah paham tentang lokasi penjemputan. Sering terjadi hampir setiap saya pulang kerja. Setiap kali saya minta gojek menunggu di lampu merah gedung RNI kuningan, selalu saja mereka menunggu di seberang gedung, atau di pintu masuk RNI. Yang ada percakapan berikut sering terjadi.

"Mas udah sampai mana? Tunggu di lampu merah ya RNI ya. saya di samping lampu merah," kata saya.
"Iya mbak. Saya sudah di RNI dari tadi. Tapi nggak lihat mbak."
" Mas nggak mungkin di lampu merah. Saya bener-bener di bawah lampu merah. Ini semua pada brenti di bawah lampu merah. Mas dimana sih." Mulai drama tidak sabar
"Mbak, saya itu di lampu merah, beneran," kata bang gojek kesal. "Saya udah disini dari tadi."
"Ya udah deh saya cari," kata saya sambil berjalan menyeberang ke gedung RNI, ke arah mega kuningan."
Ternyata itu bang gojek ada di depan RNI, tepat di seberangnya. Kalau ini sih bikin saya kesal juga hehe

4. Customer minta ngebut
Ini berdasarkan pengakuan Bang Gojek, kesal kalau terus-terusan disuruh ngebut. Kalau yang biasa ngebut mungkin nggak masalah. Tapi buat mereka yang tertib berlalu lintas dan suka berkendara dengan aman, mungkin merasa terganggu kalau disuruh ngebut.

Nah itu dia beberapa hal yang membuat Bang Gojek Kesal. Kalau ada hal lainnya, silakan share di comment berikut ini ya :)